PELALAWAN (pekanbarupos.co) –Pergerakan tanah akibat fenomena tanah bergerak di Desa Ransang, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, masih terus berlangsung hingga Senin (7/7/2025).
Musibah yang awalnya hanya berdampak pada empat rumah warga kini dikhawatirkan meluas, dengan retakan tanah menjalar hingga ke lebih dari 10 rumah lainnya.
Menurut penuturan Adri, warga yang tinggal tak jauh dari tempat kejadian kemarin, Senin pergerakan tanah mulai tampak sejak setelah hujan deras pada Jumat (4/7) lalu.
Awalnya, retakan hanya sekitar satu jengkal, namun memburuk dalam waktu singkat. Keesokan paginya, tanah telah turun hampir bertambah lebar. Bahkan pada malam berikutnya, beberapa rumah terlihat mulai miring dan jalan semenisasi di tepi Sungai Kampar pun mulai terancam roboh.
“Masyarakat bantu-bantu pindahkan barang, sebagian sudah mengungsi ke rumah warga lain. Tadi malam masih ramai warga yang berjaga-jaga dan memantau pergerakan tanah,” kata Adri.
Terpisah Kepala Desa Ransang, Musliadi , membenarkan bahwa empat rumah terdampak parah telah kosong dan penghuninya sudah mengungsi. Ia menegaskan bahwa laporan telah dikirim ke BAZNAS, Dinas Sosial, dan BPBD Kabupaten Pelalawan. Ia juga menyampaikan rencana gotong royong akan dilaksanakan jika lokasi relokasi telah disepakati.
“Jika sudah ada lahan dan tapak baru untuk pindah, kita akan ajak warga gotong royong,” ungkap Musliadi.
Saat ini, retakan tanah telah merambat ke rumah-rumah lain yang belum mengalami longsor, termasuk beberapa yang berada hanya beberapa meter dari bibir Sungai Kampar.
Di musim kemarau, permukaan air sungai yang turun drastis diduga mempercepat pengikisan tanah tepian, menyebabkan struktur tanah menjadi tidak stabil.
Kondisi serupa juga mulai terlihat di Desa Sungai Ara, kampung tetangga yang berada tak jauh dari lokasi. Beberapa warga melaporkan adanya retakan baru di daerah tersebut.
Saat ditanya apakah pergerakan tanah masih terjadi, Kepala Desa menjawab singkat, “Masih.”
Warga kini berharap adanya bantuan lanjutan, baik dalam bentuk logistik, relokasi, maupun penanganan teknis agar bencana tidak meluas dan menimbulkan korban jiwa. Masyarakat diminta tetap waspada, terutama mereka yang tinggal dekat tebing atau jalur retakan.(amr)
Pekanbaru Pos Riau