PANGKALANKERINCI-(pekanbarupos.co)-Tangis seorang anak pecah di Aula Kantor Camat Pangkalan Kerinci, Sabtu (27/12/2025). Tubuh kecilnya menegang, air mata mengalir tak tertahan.
Di sampingnya, seorang ibu menunduk cemas, berulang kali mengusap kepala sang anak, mencoba menenangkan dengan doa yang lirih.
Momen itu seketika mengubah suasana ruangan menjadi sunyi, haru, dan penuh empati.
Wakil Bupati Pelalawan Husni Thamrin yang berada di lokasi tak tinggal diam. Ia mendekat, lalu bersama Camat Pangkalan Kerinci Junaidi dan Sekretaris Dinas Kominfo Syamsul Alam, ikut memegang kepala sang anak yang menangis saat proses khitan berlangsung.
Dengan suara lembut, mereka memberi semangat agar anak tersebut tetap tenang dan berani.
Pemandangan itu menjadi gambaran nyata bahwa kepemimpinan tak selalu berdiri di balik podium.
Di hadapan anak yang ketakutan, jabatan seakan melebur menjadi sentuhan kemanusiaan sekadar tangan yang menahan, menenangkan, dan menguatkan.
Kegiatan khitanan massal gratis ini merupakan bakti sosial hasil kolaborasi SKK Migas EMP Bentu bersama Pengurus Cabang SAPMA Pemuda Pancasila. Bagi banyak keluarga, kegiatan ini bukan hanya bantuan kesehatan, melainkan juga bentuk perhatian yang sangat berarti di tengah keterbatasan ekonomi.
Dalam keterangannya, Wakil Bupati Husni Thamrin menyampaikan apresiasi atas kepedulian semua pihak yang terlibat. Ia menegaskan bahwa kegiatan sosial seperti ini menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dan harus terus didukung.
“Kegiatan ini bukan hanya tentang layanan kesehatan, tetapi tentang hadirnya kepedulian. Pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan bersinergi untuk meringankan beban warga,” ujarnya.
Sementara itu, di ruang khitanan, tangis sang anak perlahan mereda. Nafasnya mulai teratur, genggaman tangannya mengendur. Di wajah sang ibu, tampak senyum lega yang sulit disembunyikan sebuah rasa syukur karena anaknya tak sendiri menghadapi rasa takut.
Khitanan massal ini diharapkan memberi manfaat besar bagi kesehatan anak-anak sekaligus memperkuat nilai empati sosial. Di balik perban kecil dan air mata yang mengering, tersimpan pesan kuat, bahwa kepedulian yang tulus mampu menghadirkan rasa aman, bahkan di saat paling menegangkan dalam hidup seorang anak.(amr)
Pekanbaru Pos Riau