PANGKALANKERINCI(pekanbarupos.co) – 10 November 2025. Udara pagi di halaman SDIT Al-Bayan terasa berbeda dari biasanya. Sejak matahari belum tinggi, deretan tenda bazar dan stan pameran sudah ramai diserbu pelajar dan orang tua. Spanduk besar bertuliskan “Festival Literasi Al-Bayan 2025” tampak gagah di tengah keramaian.
Di bawahnya, ratusan siswa dari tingkat SD, SMP, hingga SMA tampak antusias memamerkan karya terbaik mereka mulai dari makanan, buku, makalah ilmiah, hingga miniatur gedung kebanggaan bangsa.
Festival yang kini memasuki tahun ketiga ini menjadi agenda rutin SMA Plus Al-Bayan, tahun 2025 ini di pusatkan di Kompleks SD IT Al Bayan Jalan Arbes Kelurahan Pangkalan Timur Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau.
Persiapannya memakan waktu hingga dua bulan penuh, di mana para siswa dibimbing oleh guru masing-masing untuk memperkaya pengetahuan dan menajamkan kemampuan literasi. Hasilnya luar biasa.
“Banyak karya ilmiah anak-anak yang nilainya hanya satu tingkat di bawah skripsi mahasiswa. Bahkan karya buku mereka pun sudah sangat layak diterbitkan,” ujar Ustadz Wandi Kurnia Harapan, M. Pd, penanggung jawab kegiatan dengan mata berbinar di tengah kesibukannya.
Kegiatan ini lanjut dia, pada awalnya merupakan program unggulan internal SMP, SMA Al Bayan. “Pada tahun ini kita satukan menjadi kegiatan yayasan melibatkan TK dan SDIT Al Bayan menjadi sebuah festival,” imbuhnya.
Wandi menambahkan, butuh 2 bulan persiapan untuk mempersiapkan anak-anak untuk bisa menghasilkan karya. Mulai dari buku-buku agama, buku pengetahuan umum, kemampuan public speaking.
“Dan makalah ilmiah yang kita jaga kualitasnya mendekati skripsi atau thesis di tingkat perkuliahan. Kita harap karya anak-anak bisa menjadi produk yang implementasinya bermanfaat bagi pendidikan Al Bayan dan Masyarakat,” katanya menebar harap.
Suasana semakin meriah dengan 20 lapak bazar yang menampilkan hasil olahan tangan para pelajar dari makanan khas daerah hingga kerajinan tangan yang kreatif. Miniatur IKN Nusantara, Gedung DPR RI, hingga Jam Gadang pun turut menghiasi arena expo, menjadi bukti nyata bahwa imajinasi dan keterampilan anak-anak Al-Bayan melampaui batas usia mereka.
Tak kurang dari seribuan pelajar menghadiri kegiatan ini, belum termasuk para orang tua dan anggota komite yang datang memberi dukungan penuh.
“Maa syaa Allah, karya mereka luar biasa. Makalah siswa SMP Al Ibanah dan SMA Plus Al Bayan sudah mirip skripsi,”
ungkap Ketua Yayasan Al Bayan Bina Insani Pelalawan, Ustadz Anas Wahyudi Arif, yang hadir langsung sebagai salah satu penguji karya ilmiah.
Ia mengaku bangga sekaligus haru melihat bagaimana semangat belajar dan menulis tumbuh subur di bawah naungan yayasan yang dipimpinnya.
“Mudah-mudahan budaya literasi menjadi budaya di lingkungan Al Bayan Bina Insani, dan mudah-mudahan karya anak-anak dapat diimplementasikan sebagai produk-produk yang berguna bagi masyarakat,”sambung Ustadz Anas lagi.
Kepala SD IT Al-Bayan, Ustadz Gufron Halimi Rudianto, juga mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya acara yang dipusatkan di kompleks sekolah yang dipimpinnya itu.
“Salah satu indikator keberhasilan adalah ramainya partisipasi siswa dan orang tua. Serta berbagai produk karya anak-anak. Semua aktif, semua ikut berkontribusi,” ujarnya.
Dengan jumlah siswa SD mencapai lebih dari 700 orang, ditambah SMP dan SMA sekitar 300 pelajar, festival ini benar-benar menjadi wadah besar bagi potensi generasi muda Pelalawan.
Dukungan juga datang dari Ketua Komite Sekolah, Datuk Syahrul, yang menyebut kegiatan ini sangat positif dan layak dilanjutkan.
“Kami dari komite dan para orang tua sangat mendukung. Semoga tahun depan lebih baik lagi, karena ajang ini menumbuhkan minat baca dan rasa percaya diri anak-anak kita,”
tuturnya.
Hingga menjelang siang, suasana belum surut. Di panggung utama masih berlangsung lomba pidato bahasa Arab dan Indonesia, bedah makalah, serta expo karya literasi. Beberapa siswa tampil percaya diri menyampaikan gagasannya, sementara guru dan juri tersenyum bangga di bawah tenda.
Di antara mereka, Ustadz Muslim, Lc, MA, Kepala SMP dan SMA Al-Bayan, tampak tak henti menebar senyum bahagia. Ia menjadi juri bersama Ustadz Rohimam dan Ustadz Asari, menyaksikan langsung betapa besar dampak kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua.
“Inilah hasil kerja bersama. Karya mereka membuat kagum siapa pun yang datang hari ini,” ujar Ustadz Muslim dengan nada haru didampingi penasihat Al Bayan H Bandrio S.Pd.
Festival Literasi Al-Bayan bukan sekadar ajang lomba. Ia adalah ruang belajar kehidupan tempat di mana anak-anak belajar menulis, berbicara, berkreasi, dan mencintai ilmu dengan gembira.
Harapannya, sebagaimana disampaikan para guru dan pembina, ke depan karya-karya para pelajar ini bisa diterbitkan dan didistribusikan ke sekolah lain, agar semangat literasi ini menular, menjalar, dan menginspirasi lebih banyak generasi muda di pelosok negeri.(amr)
Pekanbaru Pos Riau