Kamis , 12 Desember 2024
Anton ST MM (kiri) bersama Sutan Tua Refli Nasution (tengah) dan H Syafaruddin Poti (kanan) terlihat mengikuti tarian khas Mandailing Tor-Tor lengkap menggunakan pakaian ciri khas Mandailing Ulos.sal

Dukung Pengembangan Budaya Daerah, Cakada Anton-Poti Kerabat Karib Banyak Suku di Rohul

PASIRPENGARAIAN (pekanbarupos.co) — Sejak munculnya nama Anton ST MM bersama H Syafaruddin Poti SH jelang Pesta Demokrasi Pilkada serentak tahun 2024 menambah spirit baru bagi banyak Suku yang ada di Bumi Rokan Hulu.

Bagaimana tidak, Rokan Hulu yang dikenal Heterogen terdiri dari banyak suku-suku mulai dari Jawa, Minang, Melayu, Batak, Nias, Sunda, Aceh, dan banyak lagi suku lainnya tersebar di 16 kecamatan 150 lebih desa di wilayah Kabupaten Rokan Hulu.

Masyarakat Jawa misalnya, sudah tak asing lagi dengan nama Anton ST MM, sejak menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR Rohul, lewat tangan dinginnya sukses menukangi akses jalan dari desa menuju kecamatan.

Begitu juga dengan suku lainnya, Anton ST MM bersama H Syafaruddin Poti sudah seperti kerabat karib. Dedikasi keduanya sudah tidak diragukan untuk mengembangkan keperluan yang mendasar buat suku-suku yang ada di Negeri Seribu Suluk.

Hal ini diakui salah satu Petuah dari Suku Mandailing yang baru saja menggelar Festival Tor-Tor Mandailing tahun 2024 di rumah besar atau dalam bahasa Mandailing disebut Bagas Godang, Huta Kubu Baru, Kecamatan Rambah Samo, Sabtu (27/7) malam.

Sutan Tua, Refli Nasution menyebutkan terselenggaranya Seni Budaya Asal Mandailing Festival Tor-Tor ini merupakan bentuk perhatian yang diberikan oleh Anton-Poti.

Dirinya melihat selama keduanya (Anton-Poti) mengabdi tidak ada perbandingan yang diberikan terhadap suku-suku yang ingin mengembangkan budaya daerahnya di Kabupaten Rokan Hulu.

“Selama itu pengembangan budaya itu dalam bentuk yang positif, kami melihat Anton dan Poti selalu memberikan suport, agar bagaimana kemajuan zaman seiring dan sejalan dengan kemajuan budaya daerah,” sebut Sutan Tua Refli Nasution.

Acara yang sarat akan budaya dan tradisi Mandailing ini menjadi semakin meriah dengan partisipasi lima grup perwakilan yang memukau para pengunjung dengan penampilan yang penuh energik.

Festival ini dibuka secara resmi oleh Sutan Laut Api yang diwakili oleh Sutan Tua, Refli Nasution. Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting seperti Kepala Dinas Pariwisata Rokan Hulu, Helfiskar, SH, Camat Rambah Samo, H. Amri, S.Sos., MM, Camat Rambah, Sulfan Alwi, SP, serta sejumlah tokoh adat Mandailing Napitu Huta yang turut memberikan dukungan dan semangat kepada para peserta.

Acara festival tor-tor mandailing tidak hanya menjadi ajang untuk memperlihatkan kekayaan budaya Mandailing, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi terhadap aspirasi H. Syafarudin Poti yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Riau Provinsi Riau. Berkat inisiatif dan dukungannya, festival ini dapat terselenggara dengan sukses.

Dalam sambutannya, Refli Nasution mengungkapkan rasa bangganya terhadap suku Mandailing yang berhasil mempertahankan dan mempromosikan budaya melalui acara ini.

“Festival Tor-tor Mandailing ini adalah bukti nyata bahwa kita mampu menjaga warisan budaya kita dan memperkenalkannya kepada generasi muda. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk kesuksesan acara ini, terutama kepada H. Syafarudin Poti atas dukungan dan aspirasinya,” ujar Refli.

Kepala Dinas Pariwisata Rokan Hulu, Helfiskar, SH, juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan festival ini. Menurutnya, acara semacam ini sangat penting untuk menarik minat wisatawan sekaligus menjaga kelestarian budaya lokal.

“Kegiatan ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya melestarikan budaya dan tradisi kita,” kata Helfiskar.

Sementara itu, H. Syafaruddin Poti dalam pidatonya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras ikut mensukseskan festival ini. Ia berharap acara festival tor-tor mandailing dapat terus dilakukan secara berkesinambungan dan semakin berkembang di masa mendatang.

“Budaya adalah identitas kita. Melalui festival ini, kita tidak hanya mempertahankan warisan nenek moyang, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara kita,” ujar Syafarudin.

Anton, ST., MM, yang juga hadir dalam acara tersebut, menambahkan bahwa keberagaman budaya Indonesia adalah kekayaan yang harus dijaga dan dipromosikan.

“Setiap daerah memiliki kekayaan budayanya sendiri. Dengan mengadakan acara seperti Festival Tor-tor Mandailing, tidak hanya menjaga budaya tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa kita bangga dengan identitas kita sebagai orang Mandailing,” kata Anton.(sal)

 

About Linda Agustini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *