Senin , 24 Maret 2025
Akibat direndam banjir tanaman cabe program Ketapang mati

Terendam Banjir, Tanaman Cabe Rawit dan Jagung Program Ketapang di Sungai Panji-panji Mati

KUBA (pekanbarupos.co) – Akibat direndam air banjir membuat tanaman cabe rawit dan jagung manis program ketahanan pangan (Ketapang), di Kepenghuluan Sungai Panji-panji, Kecamatan Kubu Babussalam (Kuba), Kabupaten Rokan Hilir gagal panen akibat tanaman mati.

Hamparan lahan satu jembatan lebih pusat lokasi tanaman cabe dan jagung yang di tanam pada tanggal 27 Mei 2024 tergenang air banjir hampir satu bulanan pada bulan September 2024 lalu.

Kondisi ini membuat tanaman cabe saat berusia dua bulan setengah menguning dan layu akhirnya mati, sementara tanaman jagung mendapat serangan hama tikus usia tanaman tiga bulan ditambah air banjir hingga tanaman jagung juga mati.

Dalam program ketapang ini pemerintah Kepenghuluan Sungai Panji-panji mengalokasikan Anggaran dari Dana Desa (DD) senilai Rp 158.000.000 (seratus lima puluh delapan juta rupiah) silva Anggaran Tahun 2023.

Pengerjaan ketapang di pusatkan di wilayah RT 003, RW 001, Dusun Karya Bakti dikerjakan melalui kelompok masyarakat dengan dua kelompok yakni kelompok tanaman jagung dan kelompok tanaman cabe.

Ketua kelompok masyarakat pengelola program ketahanan pangan Kepenghuluan Sungai Panji-panji, Jaka Syahputra kepada Wartawan, Jumat (22/11/2024) mengatakan, tanaman cabe program ketahanan pangan mati akibat banjir dalam usia tanaman jalan tiga bulan.

“Awalnya pertumbuhan tanaman cabe ini sangat bagus, kita saja sudah semangat melihatnya, dalam jangka memasuki usia tiga bulan, kondisi cuaca sering turun hujan lebat membuat areal tanaman cabe kebanjiran, sehingga membuat tanaman cabe menguning, layu dan akhirnya mati semua,” ujarnya.

Lanjut Jaka, sementara tanaman jagung manis yang juga program ketahanan pangan saat pembesaran sempat diserang hama tikus, dan monyet liar, dan kebanjiran yang juga akhirnya membuat tanaman jagung terendam air banjir dan akhirnya menguning lalu mati.

“Jagung ini tidak serentak besarnya, karena banyak mati akibat hama tikus dan monyet liar, yang mati itu kita sisip hingga berkali kali, yang selamat dari serangan hama sempat penen tapi tidak maksimal, sedangkan tanaman jagung sisipan belum sempat panen datang air banjir akhirnya tanaman jagung mati semua,” akunya.

Menurut Jaka, ia dan rekan-rekannya yang tergabung dalam kelompok pengelola program ketapang melakukan pengerjaan penanaman dan perawatan tanaman cabe dan jagung tersebut mulai dari bulan Mei-Oktober.

“Kami sudah berupaya semaksimal mungkin melaksanakan program ketahan pangan ini sebagai maksimal, tapi, kami tidak bisa berbuat banyak, tanaman cabe dan jagung ini mati murni karena faktor alam akibat banjir,” ujarnya.

Sementara itu Pj Datin Penghulu Sungai Panji-Panji, Jemi Diano Fita SPd mengungkapkan, program ketahan pangan anggaran dana Silva tahun 2023 sudah dilaksanakan dengan dikelola kelompok masyarakat.

“Program ketahanan pangan itu sudah kita realisasikan, dikelola melalui kelompok masyarakat, tapi apa boleh buat, tanaman cabe mati semua karena air banjir, kalau tanaman jagung sempat dipanen bersama BPKep dan prangkat Kepenghuluan, hanya saja tidak maksimal, karena tanaman jagung sisipan yang baru banyak yang mati karena kebanjiran,” pungkasnya. (Zul).

About Jun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *