Safarudin saat memberikan testimoni dan keterangan pers didampingi sang anak, Raisya.
PEKANBARU (pekanbarupos.co) — Raisa adalah seorang mahasiswi asal Kabupaten Karimun, Kepri, yang dalam waktu satu tahun terakhir bolak balik melakukan perawatan ke Rumah Sakit Pantai Hospital Ayer Keroh, Melaka, Malaysia.
Setelah mendapatkan perawatan intensif, akhirnya Raisa dinyatakan pulih dari kanker darah yang diderita dekat lehernya.
Diagnosa terakhir sudah tidak ada lagi ditemukan sel-sel kanker sekitar badannya, sebut seorang dokter, namun tetap diminta kontrol lagi di tiga bulan kemudian.
Safarudin, ayah dari mahaiswa semester akhir Universitas Andalas (Unand) Padang tersebut tak pernah henti-hentinya memberikan semangat kepada anaknya untuk pulih dari kanker yang diderita anaknya.
Dikatakan Safarudin, sangat senang sekali setelah mendapat kabar dari dokter Pantai Hospital Ayer Keroh, tempat anaknya mendapat pengobatan secara rutin, sebab sebelumnya ia sudah melakukan diagnosa di RSUD Kariman namun belum meneumkna penyakit yang sebenarnya.
”Alhamdulillah, senang sekali rasanya setelah mendapat kabar kalau Raisa sudah pulih dari kanker yang dideritanya,” jelas Saparudin di Pantai Hospital Ayer Keroh Melaka, Malaysia ketika diwawancara sejumlah media dari Indonesia, Selasa (4/2/2025).
Secara singkat, Safarudin menjelaskan gejala awal sehingga dinyatakan Kanker adalah Raisa batuk-batuk. Namun batuknya makin sering dan makin membuta badannya melemahkan.
”Awalnya batuk biasa saja dan kami mengira sakit flu batuk saja. Karena semakin lama, batuknya kami periksa dan ternyata ada gejala kanker. Maka pertama kali kami rujuk di Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani Tanjungbalai Karimun dan selanjutnya dibawa ke Batam dan dirujuk lagi di RSBP Batam,’’ cerita sang ayah.
Beberapa lama tak ada perkembangan, lanjut Safarudin, akhirnya ia merujuk anaknya ke rumah sakit di Johor, Malaysia.
Oleh pihak rumah sakit di Johor, ia diarahkan anaknya dibawa ke Pantai Hospital Ayer Keroh karena rumah sakit tersebut sudah memiliki dokter spesialis untuk menangani kanker darah yang diderita mahasiswa Sastra Jepang Unand tersebut.
Menurutnya, saat pertama kali didiagnosis, kondisi anaknya sangat lemah, bahkan sempat menggunakan kursi roda. Sel darahnya tidak normal, dan kanker yang dideritanya sudah mengkhawatirkan.
Oleh dokter, Raisa mengidap limfoma, jenis kanker darah yang menyerang sel-sel darah. Tumor yang awalnya tumbuh di rongga bawah tenggorokan dan mencapai 5 cm, kini tidak aktif berkat perawatan medis di rumah sakit Pantai Hospital Ayer Keroh Melaka, Malaysia.
Bagi Safarudin , Pantai Hospital Ayer Keroh tidak hanya menawarkan keahlian medis, tetapi juga pelayanan yang memuaskan. Safarudin mengatakan komunikasi dengan dokter di Pantai Hospital Ayer Keroh, Melaka, Malaysi sangat terbuka dan jelas, memberikan rasa aman dan nyaman.
“Komunikasi kita dengan dokter sangat baik. Semua pertanyaan dijawab dengan sabar dan tuntas, bahkan ketika kami berkonsultasi selama dua jam. Dokternya pun tetap melayani dengan baik. Kami sangat merasa dihargai dan sudah anggap jadi keluarga,” tambahnya.
Saat ditanya soal biaya perawatan diluar negeri yang dikenal cukup tinggi, Safarudin menyebut soal biaya tersebut relative dan sebanding dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada keluarga dan anaknya yang setiap saat menemani sang anak di rumah sakit tersebut.
“Kalau untuk kesehatan, apalah arti uang ya? Kalau dihitung dengan fasilitas yang kami terima, biaya di sini jauh lebih murah. Soal biaya, pihak rumah sakit juga tidak membeda-bedakan dengan pasien lokal. Bahkan ada waktu kami kekurangan dana, pihak rumah sakit memberikan kemudahan untuk membayar kemudian,” ucap Safarudin datar (btr).