Rabu , 26 Maret 2025
Oplus_131072

Ironis, 31 Tahun Warga Teluk Dalam Tanpa Listrik 24 Jam, Warga Bersiap Lakukan Aksi Besar

Aksi warga Kuala Kampar pada Mei 2022 menuntut listrik menyala 24 jam. Aksi ini terulang kembali jika PLN mengabaikan tuntutan masyarakat tempatan.

KUALAKAMPAR(pekanbarupos.co)– Sudah lebih dari tiga dekade, warga Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, hidup tanpa listrik 24 jam.

Ketika malam tiba, bukan cahaya lampu yang mengisi gelapnya lingkungan, melainkan kerinduan akan kehidupan yang lebih terang. Sejak 31 tahun yang lalu, mereka terpaksa bergantung pada sumber penerangan lain, seperti lampu minyak atau genset, yang tidak selalu bisa diandalkan.

Bagi warga Teluk Dalam, listrik bukan sekadar penerang malam, tetapi simbol harapan dan kemajuan. Di tengah ketidakpastian hidup, mereka selalu menantikan perubahan yang bisa menghadirkan kehidupan yang lebih layak.

“Kami sudah terlalu lama menunggu. Anak-anak butuh belajar dengan baik, para petani butuh energi untuk mengolah hasil bumi mereka, dan kami ingin merasakan kehidupan yang setara dengan daerah lain,” ujar Ketua Forum Masyarakat Kuala Kampar (FMKK), Agustian, yang juga salah satu warga yang telah lama merasakan kesulitan tanpa listrik, Selasa (17/2/2025).

Kesulitan ini semakin terasa saat dunia bergerak maju, dan hampir semua sektor kehidupan membutuhkan akses terhadap listrik yang stabil. Namun, Kelurahan Teluk Dalam Kabupaten Pelalawan masih terabaikan dalam hal tersebut. Masyarakat setempat tidak hanya merasakan dampak pada kehidupan pribadi, tetapi juga pada perekonomian lokal yang sangat bergantung pada teknologi.

Namun, di balik segala tantangan, harapan masih menyala. Warga tetap berjuang, berharap agar suatu hari nanti mereka bisa menikmati kehidupan yang lebih baik, seiring dengan janji pemerintah untuk menghadirkan pembangunan dan pemerataan di seluruh pelosok negeri. Baik, listrik dengan kabel bawah tanah maupun pengadaan mesin listrik yang baru dan KVA yang besar.

“Harapan kami hanya satu, menikmati listrik 24 jam. Agar anak-anak bisa belajar dengan baik, agar kami bisa berkembang, dan agar masa depan kami bisa lebih cerah,” ujar Andi, seorang pemuda yang tumbuh besar di daerah ini.

Hari-hari terus berlalu, namun semangat untuk mendapatkan hak dasar ini tak pernah padam. Teluk Dalam berharap, suara mereka akhirnya didengar. Waktu terus berjalan, dan 31 tahun yang panjang ini menjadi saksi perjuangan warga Kelurahan Teluk Dalam untuk mendapatkan terang di malam hari—terang yang tak hanya datang dari cahaya lampu, tetapi juga dari impian dan harapan yang tak kenal padam.

“Kalau juga tidak terealisasi dalam waktu dekat ini. Sebelum Ramadhan ini, kami warga Penyalai akan melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi. Lebih banyak dari 13 tahun silam,”ungkap Agustian sambil menyatakan bahwa untuk urusan listrik masyarakat, pada 28 Mei 2022 lalu warga juga pernah melakukan aksi menuntut hak mereka listrik menyala 24 jam.

“Pokoknya tak perdulilah, apakah kabel bawah laut atau darat, yang penting warga ingin listrik harus menyala 24 jam,” sambungnya lagi.

Menurutnya yang didampingi sejumlah warga tempatan, selama lebih dari tiga dekade, warga Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, hidup tanpa penerangan listrik yang stabil. Sejak 1994, mereka telah berjuang menghadapi kegelapan malam, berusaha untuk hidup layak dan setara dengan daerah lain yang sudah menikmati listrik 24 jam. Kini, setelah 31 tahun, harapan mereka semakin mendalam, dan perjuangan untuk mendapatkannya semakin kuat.

Kata dia, pada 8 Januari 2025, Forum Masyarakat Kuala Kampar (FMKK) mengajukan surat resmi kepada PT PLN (Persero) UIW Riau & Kepri, memohon agar Sub-Ranting Teluk Dalam segera dioperasikan dengan listrik 24 jam. Surat tersebut, yang ditandatangani oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, pegawai negeri, pengusaha, dan masyarakat setempat, menjelaskan bahwa wilayah mereka sudah siap untuk menerima penerangan 24 jam.

Selain itu, beban daya PLN di Sub-Ranting Teluk Dalam sudah mencapai 1000 kW (1 MW), dengan sembilan mesin genset yang ada, serta banyaknya karyawan PLN yang mendukung.

“Sudah seharusnya kami menikmati listrik yang setara dengan daerah tetangga kami seperti Sokoi, Tanjung Batu Kepri Topang, dan Teluk Buntal Kabupaten Meranti, yang sudah lebih dulu menikmati listrik 24 jam,” ujar Agustian, Ketua FMKK.

Keinginan warga Teluk Dalam bukan hanya untuk kenyamanan pribadi, tetapi juga untuk memajukan ekonomi setempat, terutama bagi para UMKM yang sangat membutuhkan akses listrik yang stabil.

Mereka juga mengajukan agar pengoperasian dimulai pada 23 Februari 2025, bertepatan dengan awal bulan suci Ramadhan, sehingga memudahkan kehidupan warga muslim yang sebagian besar berada di daerah tersebut. Dengan peningkatan suhu yang ekstrem dan kebutuhan untuk mendukung ekonomi lokal, warga Teluk Dalam berharap agar aspirasi mereka segera terwujud.

Lanjutnya, dalam upaya untuk memperjuangkan hak mereka, FMKK juga mengirimkan surat permohonan hearing kepada Ketua DPRD Provinsi Riau, berharap dapat memfasilitasi percakapan antara masyarakat dan pihak PLN guna memastikan bahwa permohonan ini didengar dan segera diwujudkan.

Kondisi yang telah berlangsung selama 31 tahun ini menyentuh hati banyak pihak. Warga Teluk Dalam berharap, bahwa upaya mereka yang terus berjuang hingga tingkat atas ini akan membuahkan hasil, membawa terang bagi kehidupan mereka, dan akhirnya memberi mereka akses yang seharusnya sudah lama mereka nikmati. Terang yang lebih dari sekadar listrik, tetapi juga simbol kemajuan dan keadilan sosial.

Adapun saat lanjutnya, kondisi mesin listrik yang ada di Penyalai saat ini tak ubahnya besi tua yang menjadi bangkai. “Sudahlah tidak 24 jam menyala, hidup dan mati pun sudah tidak beraturan lagi. Siapa lagi yang ingin memperjuangkan listrik untuk kami. Ya, kami akan melakukan aksi. Sekiranya tidak berhasil tidak ada yang mendukung, bisa jadi kami akan lapor ke pak Presiden,”pungkasnya.(amr)

About Syaifullah Syaifullah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *