Oleh Ketua Umum MUI Rohil : H Suhaimi Hasyim SAg
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS 2:183).
Sebagai rukun Islam yang ke empat kewajiban puasa Ramadhan Allah deklarasikan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dan selanjutnya disampaikan kepada ummat Nabi Muhammad pada tahun ke dua Hijriyah.
Proses waktu dan masa telahpun mengantarkan kita pada Ramadhan tahun 1446H/2025M.
Orang-orang yang beriman Allah seru untuk menunaikan kewajiban puasa dan kitapun menyambutnya dengan penuh sukacita karena kita meyakini apa yang telah disampaikan Rosulullah SAW sekian abad silam, “barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari-Muslim).
Yusuf Al Qardhawi seorang ulama kontemporer dari Mesir dan wafat tahun 2022 silam, menyebutkan hikmah berpuasa antara lain : Membersihkan jiwa, menahan dorongan nafsu, mencapai derajat taqwa, menumbuhkan rasa kasih sayang dan proses pendidikan diri.
Orang-orang yang beriman dan memiliki spirit pengabdian kepada Allah tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini demi memaksimalkan diri memperbanyak amal ibadah serta peluang untuk menempa dan mengasah diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Manusia untuk menjadi terbaik itu butuh proses, dan proses itu perlu kesadaran dan kesabaran. Contoh sederhana coba kita lihat dan perhatikan asal mula genteng dari tanah liat,di injak-injak, dibentuk lalu dibakar; lalu setelah berhasil proses yang dilalui maka genteng adalah sebagai atap rumah kita bertempat tinggal.
Ramadhan telahpun menyapa kita dan mari kita sambut tamu agung ini dengan sebaik-baiknya. Ramadhan datang untuk kita, mengajak kita menuju maghfirah Allah di sisa-sisa usia dan di saat fisik masih sehat. Gapai dan raihlah barokah Ramadhan bersama keluarga tercinta sembari menyemai kasih sayang keluarga. Ajak dan latih anggota keluarga untuk rajin beramal ibadah serta menghidupkan malam-malam Ramadhan. Satu bulan penuh jangan berlalu dengan sia-sia karena waktu tidak akan pernah menyapa kembali.
Wallahu A’lam.