KUBU (pekanbarupos.co) – Baru-baru ini warga masyarakat Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir di gambarkan adanya seorang bocah di sambar buaya saat bermain sampan di perairan Sungai Kubu Jalan Kilang Papan, Kepenghuluan Sungai Kubu.
Peristiwa itu terjadi, Jumat (21/3/2025) sekitar pukul 14.10 WIB. Korban diketahui bernama Fikri Qurniawansyah (11 tahun) warga RT 01, RW 03, Dusun Datuk Kancil, Kepenghuluan Sungai Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.
Diketahui, korban dan lima anak-anak lainnya secara bersamaan satu sampan sedang menaiki sampan drum pelastik di perairan Sungai Kubu, saat itu korban sedang mendayung sampan dengan cara menjulurkan tangannya ke dalam air. Disitulah hewan buaya tersebut di duga menyambar korban dan menarik korban ketengah sungai.
Saksi Rafa Fahreza teman korban, sempat melakukan pertolongan dengan cara menarik ketiak korban, akan tetapi saat saksi mencoba menyelamatkan korban dari cengkraman buaya tersebut, kaki korban dari dalam air digigit buaya hingga saksi dan buaya tarik-tarikan dan akhirnya saksi melepaskan pegangannya dan akhirnya korban tenggelam.
Kabar naas itu dengan cepat tersiar dikalangan warga sekitar, dan kalangan pemerintah Kecamatan Kubu. Aparat Kepolisian dan Koramil 04 Kubu langsung turun ke lokasi kejadian dibantu warga setempat melakukan pencarian korban.
Menggunakan bot milik warga setempat, Kapolsek Kubu, Iptu Kodam F Sidabutar SH.MH, Danramil 04 Kubu, Kapten Inf M Manurung bersama personil dan warga langsung memburu hewan Crocodile (buaya red) serta mencari korban.
Kurang lebih lima jam melakukan pencarian, buaya berukuran tiga keping papan atau 60 Cm dan panjang sekitar 4 Meter ini berhasil di lumpuhkan dan di evaluasi kendaraan, tiba di daratan, saat perut crocodile dibelah tim gabungan dan warga tidak menemukan korban di dalam perut buaya tersebut.
Kemudian pencarian di lanjutkan malam hari hingga esok harinya, Sabtu (22/3) hingga malam hari dibantu pemeirntah Kecamatan langsung Camat Kubu, Dr.Syafrzial SAg.MIS, Basarnas Pekan Baru, TNI, Polri, KPLP, dan warga masyarakat dengan menggunakan bot.
Lagi-lagi pencarian itu tidak membuahkan hasil, dan akhirnya pencarian korban kembali dilanjutkan, Minggu (23/3) dan akhirnya korban ditemukan seorang warga bernama Muhammad Nurdin (36) warga Kepenghuluan Sungai Kubu saat ingin ke ladang menggunakan sampan sekitar pukul 09.30 di perairan Sungai Kubu perbatasan Kepenghuluan Rantau Panjang Kanan dan Kelurahan Teluk Merbau.
Muhammad Nurdin kepada Wartawan saat penemuan korban mengatakan, menjelaskan kronologis penemuan korban, saat itu ia ingin ke ladang di persawahan Suak Sotul ingin melihat gabah atau padi miliknya yang sedang ada di sawah.
“Saya pas mau ke ladang, memang niat dari rumah sekalian ingin mencari korban, saya menyisir tepian sungai, dalam perjalanan saya menemukan korban mengapung dengan posisi telungkup, lalu saya panggil warga yang tengah melakukan pencarian untuk mengevakuasi korban,” ujarnya.
Melihat sosok korban yang mengaku, Muhammad Nurdin mengaku kaget, dengan pelan-pelan mendekati jasat korban dan langsung memanggil warga yang tengah melakukan pencarian.
“Saya pikir boneka, begitu saya dekati ternyata korban, tekojut (kaget red) saya, Alhamdulillah korban bisa ditemukan,” akunya.
Dirumah duka saat kirim doa terhadap almarhum Fikri Qurniawansyah, Minggu (23/3) malam Camat Kubu, Dr. Syafrizal SAg.MIS menyampaikan sambutan, mengatakan, hewan Crocodile atau buaya sudah sangat banyak berkembang biak diperairan Sungai Kubu.
Untuk itu, Camat menegaskan, agar kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi semua masyarakat Kubu dan meminta orang tua khususnya masyarakat yang tinggal di pinggiran perairan Sungai Kubu kilang Papan agar lebih memperketat pengawasan terhadap anak-anak mereka.
“Almarhum masih anak-anak usianya masih 11 tahun belum baligh, syurga menantinya, kejadian ini juga harus jadi pelajaran bagi kita semua, buaya ini sudah sangat banyak di perairan Sungai Kubu, awasi anak-anak kita jangan ada lagi yang bermain main di perairan Sungai Kubu ataupun melakukan kegiatan memancing,” himbaunya.
Camat juga menegaskan, agar masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang untuk tidak membuang limbah sampah rumah tangga ke perairan Sungai Kubu karena itu bisa memancing predator ganas tersebut untuk datang.
“Tolong, jangan ada lagi yang membuang sampah bekas dagangan atau sisa-sisa potongan ayam ke perairan Sungai Kubu, kalau nanti ketahuan akan kita bawa ke kantor Polsek Kubu,” tegas Camat di hadapan ratusan warga yang bertakziah.
Kapolsek Kubu, Iptu Kodam F Sidabutar SH.MH mengatakan, pihaknya melakukan langkah cepat, Senin (24/3/2025) mengintruksikan personilnya melakukan pemasangan spanduk bertuliskan “Hati-hati ada buaya” dan “Dilarang membuang sampah di perairan Sungai Kubu” sebagai bentuk himbauan kepada masyarakat di wilayah hukum Polsek Kubu, Polres Rokan Hilir.
“Kita memasang sepanduk himbauan ini ada di beberapa titik, pertama di pangkal naik jembatan dan di turun jembatan Sungai Kubu, di Jembatan menuju Jalan Jalan Kilang Papan, dan di sekitar lokasi kejadian korban di sambar buaya,” kata Kapolsek Kubu.
Sementara itu ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Kecamatan Kubu yang juga perwakilan keluarga korban, Marzuki SH mengucapkan ribuan terimakasih kepada Kapolsek Kubu dan Personil, Danramil 04 Kubu bersama personil, pemerintah Kecamatan dan masyarakat yang begitu antusias dan peduli dalam membantu pencarian korban.
“Atas nama keluarga, kami ucapan ribuan terimakasih kepada Polsek Kubu, Danramil Kubu, pemeirntah Kecamatan dan semua masyarakat, kami melihat semua pihak sangat empati dan peduli atas kejadian ini dalam membantu pencarian korban, semoga apa yang bapak berikan kepada kami menjadi ladang amal ibadah bagi bapak-bapak semua,” doanya.
Terpisah seorang Warga bernama Zulkifli mengatakan, kasus warga di mangsa buaya akhir-akhir ini sudah cukup meresahkan masyarakat, tahun 2024 lalu seorang warga sedang memancing ikan menjadi korban dimangsa buaya di parit 2000 Kepenghuluan Teluk Nilap, Kecamatan Kubu Babussalam dan Tahun 2025 ini kasus serupa kembali terjadi.
“Keganasan satwa yang dilindungi ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Apalagi banyak masyarakat yang mencari nafkah bergantung hidup sebagai nelayan, tempat masyarakat mencari nafkah sudah tidak aman lagi, dari itu kami meminta kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau bisa mengambil langkah langkah dan solusi menyelesaikan persoalan ini, karena masyarakat sudah sangat resah sekali,” pungkasnya. (Zul)