BAGANSIAPIAPI (pekanbarupos.co) – Gubernur Riau Abdul Wahid bersama Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan serta Danlanal Dumai Kolonel Laut Abdul Haris melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Rokan Hilir, Jumat (9/5/25).
Dalam kunjungan kerja itu Gubernur Riau bersama Kapolda dan Danlanal Dumai melakukan penanaman pohon di lapangan Kantor Bupati Rokan Hilir di Kompleks Perkantoran Batu 6 Bagansiapiapi.
Turut mendampingi Bupati Rokan Hilir H. Bistamam, Wakil Bupati Rohil Jhony Charles, BBA, MBA, Ketua DPRD Rohil Ilhami serta Pimpinan Forkopimda Rokan Hilir.
Sebanyak 200 batang pohon dari berbagai jenis buah buah ditanam secara serentak dilokasi tersebut. Penanaman pohon ini merupakan gerakan dari Kapolda Riau untuk mengajak seluruh elemen masyarakat agar mencintai dan bersahabat dengan alam sesuai dengan tag line ‘Melindungi Tuah Menjaga Marwah’.
Bupati Rokan Hilir H. Bistamam menyambut baik dan mendukung gerakan penanaman pohon yang di inisiasi oleh Kapolda Riau. Bupati menilai gerakan tersebut mampu menciptakan lingkungan sehat dan asri.
“Gerakan penanaman pohon ini merupakan langkah nyata dalam upaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan lestari. saya sangat mendukung penuh gerakan penanaman pohon ini dan saya berharap semoga gerakan ini dapat menjadi inspirasi dan meningkatkan kesejahteraan bagi kita,” kata Bupati.
Bupati Bistamam menyebutkan pentingnya untuk bersama sama menjaga lingkungan untuk mewujudkan ekosistem yang sehat yang tentunya akan bermanfaat untuk generasi yang akan datang.
“Gerakan ini penting untuk kita lakukan demi menjaga terhadap kelestarian lingkungan sehingga tercipta ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita dan generasi yang akan datang,” ajaknya.
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menyebutkan gerakan penanaman pohon ini juga sekaligus untuk mendukung komitmen gubernur Riau kepada seluruh masyarakat riau untuk mencintai alam dan melestarikan lingkungan.
“Gerakan Penanaman Pohon di hari Jumat yang berkah ini untuk menunjukkan komitmen moral yang disampaikan oleh gubernur ke masyarakat seluruh Riau tentang komitmennya untuk mencintai alam dan melestarikan lingkungan, disamping itu kita juga mempunyai komitmen bersama yakni ‘Melindungi Tuah Menjaga Marwah Takkan Hilang Melayu Di Bumi,” sebut Kapolda.
Irjen Herry mengajak seluruh lapisan masyarakat berperan aktif memberikan kesadaran kolektif dan mensosialisasikan pentingnya menanam pohon sebagai contoh untuk ditularkan ke masyarakat yang lain.
“Kami menginginkan peran aktif dari lapisan masyarakat baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, civitas akademika, TNI, Polri, komunitas dan terutama pelaku usaha serta media untuk hadir memberikan kesadaran kolektif dan mensosialisasikan bahwa pentingnya melakukan penanaman pohon sebagai contoh kepada masyarakat lain,” ajaknya.
Kapolda Irjen Herry menggugah hati masyarakat agar senantiasa mencintai alam sebab alam juga menjadi sumber kehidupan manusia.
“Saya mengajak agar kita saling cinta, bukan hanya manusia dengan manusia namun antar manusia dengan alam, pohon dan lingkungan karena sesungguhnya pohon itu juga menjadi sumber kehidupan bagi kita,” ungkap Kapolda.
Sementara itu Gubernur Riau Abdul Wahid menyatakan gerakan Penanaman Pohon yang di inisiasi oleh Kapolda Riau merupakan semangat yang luar biasa. Gubernur mengungkapkan gerakan penanaman pohon tersebut di ibaratkan melahirkan seorang Pemimpin Melayu.
“Orang Melayu mengganggap pemimpin itu seperti pohon, mengapa begitu, sebab pohon itu dahannya kuat untuk bergantung, daunnya lebat untuk berteduh, batangnya kuat untuk bersandar dan akarnya lebar untuk bersila, begitulah orang Melayu mengumpamakan pemimpin seperti pohon,” ungkap Gubernur Abdul.
Hadirnya pohon kata Gubernur menandakan adanya kehidupan. Merusak alam dan menebang pohon sangat bertentangan dengan adat Melayu. Oleh sebab itu ia mengajak untuk lestarikan pohon dan alam sebagai jati diri orang Melayu.
“Dengan pohon tentu ada kehidupan yang akan berkembang karena pohon adalah lambang sebuah kehidupan, menebang pohon bukan gerakan orang Melayu, menghancurkan alam bukan gerakan orang Melayu, jadi kalo kita merasa orang Melayu terus lah melestarikan pohon dan alam ini sebagai jati diri orang Melayu,” himbaunya. (Adi)