Pekanbaru Pos Riau
Related Articles
Oleh : H.SUHAIMI HASYIM
Ketua Umum MUI Rohil
Salah satu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Bagansiapiapi dan menjadi destinasi wisata yang khas serta membanggakan adalah Bakar Tongkang.
Event tahunan setiap bulan Juni merupakan budaya saudara kita dari etnis Tionghoa menjadikan Bagansiapiapi Rokan Hilir tersohor sampai mancanegara ini sangat di nantikan oleh masyarakat kita, utamanya adalah kalangan pemilik usaha perhotelan, rumah makan, lebih lagi saudara kita abang-abang becak, penjual sarapan pagi,kedai kopi dan lain-lain. Hal ini sudah pasti meningkatkan perekonomian masyarakat Bagansiapiapi.
Ketika puncak bakar tongkang, keberagaman atau heterogenitas suatu hal yang tidak bisa di elakkan ; dimana masyarakat muslim ada di tengah-tengah budaya bakar tongkang itu sendiri dilaksanakan.
Maka tulisan atau pemikiran ini paling tidak sedikit memberikan pencerahan bagi masyarakat muslim untuk dan bagaimana bersikap.
Patut dipahami bahwasanya budaya bakar tongkang dapat di pastikan mengandung unsur keyakinan dan do’a bagi saudara kita etnis Tionghoa.
Petuah klasik dan menarik perlu di ingat : “banyak orang yang jatuh bukan tersandung batu yang besar, melainkan terjatuh karena sebutir kerikil kecil”. Oleh karenanya sikap bijak kita adalah jadilah “penonton” dan bukan menjadi “pemain”.
Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan sosilog kenamaan pernah mengatakan bahwa: interaksi antar budaya adalah kunci perkembangan peradaban, tetapi juga menekankan pentingnya kekuatan sosial (ashabiyah).
Jadi, alangkah tidak elok dengan dalih apapun masyarakat muslim ikut serta dalam arak-arakan replika tongkang menuju lokasi pembakaran. Maka untuk suksesnya event budaya bakar tongkang cukup kita percayakan kepada Pemerintah Daerah melalui dinas terkait bersama panitia dari kalangan saudara kita etnis Tionghoa bersama masyarakatnya yang cukup besar di kota Bagansiapiapi.
Wallahu a’lam***
