Selasa , 11 November 2025
Oplus_131072

Langgam Berseru dari Jalan yang Retak, Besok Warga dan Mahasiswa Turun ke Jalan

LANGGAM-(pekanbarupos.co) Langgam adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau seolah menyimpan cerita getir di balik kekayaan sumber daya alamnya.

Di tanah yang dikeruk untuk minyak dan gas, rakyatnya justru menanggung debu, lubang, dan kesenjangan.

Setiap hari, kendaraan berat perusahaan melintas di jalan Muaro Sako Langgam-Lubuk Ogong Bandar Seikijang. Jalan yang dulunya menjadi nadi ekonomi kini rusak di mana-mana. Debu beterbangan ke rumah warga, jalan berlubang di sana sini. Baik menuju ke Desa Segati atau Desa Gondai Kecamatan Langgam.

“Kalau jalan rusak tu tunggu dulu, bang,” ujar Rendi Wiranata, S.T., Ketua Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Kecamatan Langgam (AMM-KL), dengan nada tegas namun menahan kecewa, Senin (10/11/2025).

“Mobil perusak jalan lewat tiap hari, tapi tanggung jawabnya entah ke mana,”sambungnya.

Kini, kesabaran warga telah sampai di ujung batas. Besok, Selasa 11 November 2025, mahasiswa dan masyarakat akan bersatu turun ke jalan. Titik kumpul di Simpang Danau Tajwid, dan titik aksi di Simpang Tiga Muara Sako Kelurahan Langgam.

Seruan ini bukan sekadar protes, tapi panggilan nurani untuk mengingatkan bahwa Langgam bukan hanya tanah penghasil migas, tanaman industri, sawit tapi Langgam adalah rumah bagi ribuan jiwa yang ingin hidup layak.

Rendi memperkirakan massa aksi akan membludak. “Besar kemungkinan masa akan ramai, bang,” katanya singkat. Tapi di balik kalimat itu tersimpan sesuatu yang lebih besar dari sekadar jumlah massa, tekad untuk memperjuangkan hak rakyat kecil yang sudah lama tak terdengar.

Aliansi menuntut agar PT. EMP Bentu Ltd. segera memperbaiki jalan yang rusak akibat aktivitas operasional dan membuka kesempatan kerja yang adil bagi putra daerah. Mereka tak menolak industri, tapi menolak ketidakpedulian.

Di bawah terik matahari dan di atas jalan yang retak, suara rakyat akan menggema:
“Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!”
Seruan yang bukan hanya milik Langgam, tapi milik semua yang masih peduli pada keadilan sosial di bumi sendiri.

Langgam hari ini adalah cermin negeri, kaya, tapi belum merata.
Dan esok, di tengah debu dan aspal yang hancur, rakyat akan berdiri bersama membawa pesan sederhana namun bermakna dalam. “Kami tidak minta istimewa, kami hanya ingin diperhatikan dan direalisasikan,”ungkapnya.

Kondisi akses jalan buruk dengan kerikil dan kepulan debu masih diseruput masyarakat ditengah deruman kendaraan bongsor mengangkut kayu tanaman industri dan sawit. Ini terjadi tiap setiap hari. Hanya beberapa titik saja yang sudah diaspal pemerintah. Bahkan, di ibu kota Pangkalan Kerinci terutama jalan logging yang diubah nama menjadi jalan koridor perusahaan masih dipelihara. Hujan berlendir dan panas berdebu.amr

About Syaifullah Syaifullah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *