Konsolidasi Organisasi Bersama MUI Kecamatan se-Kuansing
KUANSING (pekanbarupos.co) — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kuansing H Bakhtiar Saleh mengatakan paradigma berdakwah terjadi pergeseran nilai. Menurutnya pendakwah sudah mulai mengatur strategi berdakwah melalui media sosial (medsos).
“Di zaman industri 4.0 saat ini sudah saatnya kita pindah mengatur strategi dakwah lewat media sosial (medsos),” kata Bakhtiar Saleh saat menjadi narasumber di kegiatan Konsolidasi Organisasi Bersama MUI Kecamatan Se Kuansing, Sabtu (9/12).
Kegiatan yang digelar di aula Kantor Kemenag Kuansing itu mengangkat tema,”Menguatkan Kelembagaan Melalui Media”. Turut hadir Sekretaris Umum MUI Kuansing H Suhelmon, para Ketua Komisi MUI, dan perwakilan MUI Kecamatan se Kabupaten Kuansing.
Bakhtiar menuturkan saat ini konstelasi sudah berubah. Masyarakat mulai pasif memanfaatkan media umum (mainstream) sebagai sumber utama informasi. “Sebaliknya, sekarang media sosial telah menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar,” katanya.
Agar tidak ketinggalan zaman, katanya, para da’i, da’iyah dan ulama dituntut menggunakan media sosial sebagai media dakwah. Hal ini supaya materi dakwah bisa diterima oleh banyak kalangan. Terutama kalangan milenial. Untuk itu, lanjutnya, MUI Kuansing menggelar acara konsolidasi organisasi ini sekaligus mengajak para ulama, kyai, ustadz, muballigh bisa melakukan transformasi ajaran-ajaran Islam ke era sekarang.
Acara yang dibuka Sekretaris Umum MUI Kuansing H Suhelmon MA tersebut menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten. Antara lain, Ketua Komisi Ekonomi MUI H Zulhendri MSi, Ketua MUI H Bakhtiar Saleh, Sekum MUI H Suhelmon MA, Ir Hj Lisdarti Roza MSi, Jurnalis Pekanbaru Pos M Syaifullah SSosI, dan Aperta Putra dari Diskominfo Kuansing.
Sementara Sekum MUI Kuansing H Suhelmon MA mengatakan MUI berperan sebagai pelayanan dan mitra pemerintah. Tugasnya menjaga prinsip-prinsip syariat Islam di masyarakat. Salah satunya melalui kegiatan dakwah. “Di era teknologi seperti ini, MUI Harus mengikuti perkembangan zaman. Maka dakwah melalui media sosial harus diadopsi oleh mubaligh,” katanya.
Dakwah transformatif melalui media sosial (medsos) seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, YouTube TikTok dan lain-lain dianggap bisa langsung mengena pada objek. “Karena saat ini semua orang pakai ponsel android yang bisa mengakses medsos. Maka dakwah lewat medsos ini jauh lebih efisien sampai ke masyarakat,” katanya.
Sementara itu, jurnalis Pekanbaru Pos M Syaifullah SSosI menjelaskan pemanfaatan teknologi media sosial dalam berdakwah lebih efisien menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Masih kata wartawan yang akrab disapa Mas Ucil, dapat dipastikan mulai dari remaja sampai dewasa menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, TikTok, dan WhatsApp.
“Beragam media ini harus dimanfaatkan sebagai media dakwah. Medsos sebagai media informasi terbesar dan tercepat saat ini,” tambahnya.(cil)