Senin , 17 Februari 2025

Pamitan dan Titip Pesan Jangan Tinggalkan Sholat Berjemaah. Sosok Gubri Edy Nasution Dimata Masyarakat dan Para Tokoh di Riau

PEKANBARU – Esok 20 Februari 2024, masa jabatan Gubernur Riau (Gubri) Brigjen TNI (Purn) H Edy Natar Nasution Sip berakhir.

Gubri Edy Natar, sebekumnya juga sudah menyampaikan pamitan serta menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Riau, jika ada kekurangan selama memimpin Riau mulai dari Wakil Gubernur, Plt gubernur hingga gubernur lebih kurang dua bulan terakhir ini.

Putra kelahiran Bengkalis, Provinsi Riau, 29 Mei 1961 anak dari pasangan H.Achmad Natar Nasution dan Hj Chairani Jadin asli Rokan Hulu ini, juga tidak lupa berpesan kepada masyarakat, khusunya umat muslim untuk tidak meninggalkan sholat berjemaah. Terutama sholat subuh berjemaah yang salama ini menjadi kegiatan prioritas dalam program Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) Riau.

Kegiatan yang telah diselenggarakan sampai 182 kali di berbagai kabupaten tersebut bisa terus dilanjutkan masyarakat, meskipun dilingkungan masyarakat. Artinya kegiatan ini tidak hanya sebagai program gubernur maupun provinsi Riau, tapi sebagai kegiatan dakwah dan kewajiban kepada Allah SWT.

“Saya berharap gerakan sholat berjemaah ini terus dilanjutkan, yang bisa dilingkungan masing-masing masyarakat maupun secara berkunjung seperti yang dilakukan selama ini yang juga bisa menjadi ajang silaturahmi antar sesama,” katanya.

Pesan jangan tinggalkan sholat berjemaah ini jelas Gubri, juga merupakan sebuah pesan moril sebagai pemimpin serta berupa tanggungan jawab ke hadapan Allah SWT kelak sebagai pemimpin.

“Jadi meski jabatan gubenur saya sudah berakhir, jangan tinggalkan sholat berjemaah. Karena kepentingan sholat berjemaah ini bukan karena saya dan selama saya memimpin, melainkan sebagai bekal di akhirat kelak,” ujarnya.

Selain itu, mantan Danrem 031 Wira Bima ini juga menyampaikan, jika faedah atau keberkahan sholat berjemaah ini, khususnya sholat subuh balasannya lansung dirasakan dan diperlihatkan oleh Allah SWT. Hal itu ia rasakan sendiri selama mengarungi kehidupan yang selalu diberikan jalan, kemudahan dari berbagai hal.

“Semuanya dibayar kontan oleh Allah SWT, saya merasakan itu. Saya juga sering mengalami berbagai hal dalam kehidupan. Tapi Insya Allah selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT.

Maka itu saya terus mendakwahkan sholat berjemaah ini kepada masyarakat dan terus melaksanakan sholat berjemaah dimanapun berada,” tuturnya.

Terakhir Gubri juga mendoakan seluruh masyarakat maupun daerah provinsi Riau, bisa lebih baik maupun berkembangan sesuai yang diharapkan. Baik di segi perekonomian pembangunan serta lainya yang selalu berpihak sesuai kebutuhan maupun kepentingan masyarakat.

“Semoga masyarakat Riau selalu diberikan keberkahan, rezki, dan ridho dari Allah SWT. Mari terus kita dukung pembangunan Riau wujudkan masyarakat dan daerah Riau lebih maju,” tuturnya.

Sosok Gubri Edy Natar Nasution di mata masyarakat dan para tokoh di Riau.

Disisi lain, sosok Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) H Edy Natar Nasution di berbagai daerah terus jadi perbincangan dan kebanggaan oleh masyarakat maupun tokoh dari berbagai kalangan di Riau. Dimana kepemimpinan Gubri Edy Natar Nasution sebagai gubernur hanya dua bulan tapi dirasakan oleh masyarakat.

Bahkan jauh dari saat ia menjabat wakil gubernur Riau yang secara kebijakan memang tidak dipungkiri berbeda dengan saat menjabat gubernur.

Seperti yang disampaikan masyarakat Okura Pekanbaru yang merasa bangga sama Gubri Edy Natar. Terutama dalam memperjuangkan masyarakat seperti sebelumnya yang memperjuangkan hak masyarakat yang selama ini konflik dengan perusahaan.

Ungkapan itu juga disampaikan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Darmiati beberapa waktu lalu, dimana Gubri Edy Natar Nasution merupakan sosok pemimpin yang mau hadir lansung di tengah-tengah masyarakat meski tanpa persiapan-persiapan penyambutan spesial layaknya seorang pejabat.

“Kami selalu tunggu kalau pak gubernur datang ke Rohul. Kami merasakan sekali sebagai pemimpin yang mau bermasyarakat,” katanya.

Sementara dari para tokoh di Riau, Gubri Edy Natar Nasution, juga menilai Gubri Edy Natar Nasution sosok pemimpin yang konsisten, cerdas dan agamis.

Hal itu disampaikan Ustaz Abdul Somad (UAS), terutama terkait agama, jika sosok yang dimiliki Edy Natar Nasution bisa dilihat dari bacaan alquran dan dalil yang disampaikanya, yang membuktikan jika beliau sosok yang suka mengaji dan taat agama.

“Jadi kalau mau tau sosok agamisnya bapak Edy Natar dengar bacaan alqurannya, dalil yang disampaikan dan bacaan ayat-ayat dalam mengisi tausiah,” katanya.

Edy Natar Nasution katanya, pemimpin konsisten dengan ucapan dengan yang dilakukan, contohnya program Gerakan Sholat Subuh Berjemaah yang merupakan gerakan dakwah yang seharusnya tidak hanya tanggungjawab oleh seorang pemimpin. Tapi juga kita bersama dan bersaudara.

“Memang tanpa ada kegiatan ataupun program untuk mengajak sholat berjemaah ini, sudah seharusnya kewajiban kita. Namun karena ada yang berat dan melalaikan maka kebijakan yang dibuat bapak Edy Natar ini yang cukup luar biasa,” ujarnya.

Selain itu, Edy Natar tidak hanya seorang yang berfikir dan memikirkan karir, tapi beliau memikirkan masa depan daerah dan masyarakat. Terutama terkait generasi penerus yang harus memiliki dasar agama kuat.

“Selama ini banyak yang berfikir instan dan mengejar karir saja, mengejar jabatan, pangkat dan lainya. Namun beliau berfikir untuk generasi cinta agama, salah satunya hafiz quran. Itu dibuktikan dengan pesantren thafiz yang dibangun beliau saat ini.

Hal senada juga disampikan Tuan Guru Ponpes Babussalam, Syekh H Ismail Royan, menurutnya Gubri Edy Natar Nasution jadi contoh atau tauladan bagi santri dan pesantren, salah satunya Pondok Pesantren Babussalam.

”Sesuai dari perjalanan beliau cukup banyak pengalaman. Terutama yang sebelumnya pernah menjadi Danrem 031 Wirabima, Wakil Gubernur hingga Gubernur Riau, hal yang bisa dicontoh oleh anak-anak mauoun masyarakat di Riau” jelasnya.

Ditempat lain, Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menyebutkan bahwa sosok Edy Natar Nasution adalah seorang pemimpin yang sangat memperhatikan waktu. Jika hal tersebut terus dikolaborasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu daerah.

“Beliau diaetiap ada kegiatan akan datang tepat waktu. Ini menunjukkan jika dalam kehidupan sehari-harinya ia sangat disiplin. Disiplin inikan yang saat ini masih menjadi masalah bagi kita, inilah yang harus terus kita perbaiki bersama. Karena kalau kita bisa disiplin, banyak hal yang bisa diselesaikan,” ujarnya.

Disiplin adalah dasar kita untuk maju, dan itu sudah dicontohkan oleh pak Gubernur Edy Natar Nasution. Karena itu kita hendaknya dapat mengikuti gaya hidup disiplin tersebut.

Kebijakan membuat gerakan solat subuh berjamaah menurutnya juga merupakan formula yang jitu untuk mengajarkan disiplin. Karena waktu subuh adalah waktu yang mahal, apalagi bisa kita persembahkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya.

“Jika semua masyarakat Riau dapat disiplin, maka pastinya daerah akan maju. Permasalahan bisa disesalkan dengan segera, pekerjaan dapat dituntaskan lebih cepat,” tuturnya.(dre)

About Linda Agustini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *