INHU (pekanbarupos.co) – Duku, Sungai Indragiri salah satu tempat mencari nafkah bagi nelayan di wilayah tersebut.
Namun seiring waktu, sungai Indragiri habitatnya ikan patin, ikan baung dan udang bisa disebut hampir punah karena langka.
Menurut Camat Seilala, Elfahri Adha, fenomena ini disebabkan debit sungai yang semakin dangkal diperparah ulah manusia yang menggunakan air raksa Mercuri pada saat exploitasi butiran emas di aliran sungai.
”Hari ini kita sudah tidak bangga lagi makan ikan dari sungai Indragiri,” sebut Camat, hari ini.
Dengan demikian, kata Elfahri, ekosistem atau habitat sungai sudah tercemar unsur kimia cairan metalik yang mengkilap karena Merkuri.
”Dampaknya tidak spontan, tapi saya yakin pasti mempengaruhi kesehatan manusia. Maka saya katakan, hari ini kita tak bangga lagi makan ikan sungai Indragiri karena Merkuri,” paparnya.
Tentang pencegahan, Camat mengklaim disetiap kesempatan bersama anggota Babinkamtibmas selalu mensosialisasikan larangan aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) dibantaran sungai termasuk di Desa Morong.
”Selalu kami sosialisasikan jangan ada PETI, tapi mereka membandel. Menurut saya yang bisa menghentikan itu hanya aparat hukum, TNI Polri harus tegas,” timpal Camat.
Sebelumnya ketua DPC Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Inhu mengatakan temuannya tentang ratusan Pocai PETI disepanjang sungai Indragiri. ”Dari Kecamatan Peranap hingga Pasir Penyu ada ratusan PETI disepanjang aliran sungai Indragiri,” ungkap Rudiwalker, belum lama ini.
Rudi mensinyalir, PETI itu bisa bertahan dan tidak tersentuh hukum disebabkan ada oknum-oknum yang nekad backup dengan alasan cari makan. Oknum itu pasti ada, dan tim kami masih observasi mencari kepastian, dan kelak akan kami laporkan.
Dalam hal ini, Kapolres Inhu diminta lakukan penindakan. Ketika hal ini dikonfirmasi ke AKBP Fahrian Saleh belum memberi respon. (san)