INHU (pekanbarupos.co) – Apapun dan sebesar apapun problem kehidupan kita, maka kita tidak boleh jauh dari jalan Nya. Bahkan, kita mesti senantiasa lebih mendekatksn diri kepada sang pencipta Alam semesta. Sehingga jangan sampai problem hidup dirasa seberat gunung Uhud pun lantas ‘ depresi’ dan mengakhiri hidup dengan cara yang dilarang agama, yakni gantung diri.
Hal itu seperti yang baru baru ini terjadi dan menghebohkan masyarakat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Pada awal 2025, sebanyak tiga warga ditemukan bergelantungan dalam kondisi tidak bernyawa. Mereka meregang nyawa dengan cara gantung diri seolah usai mengakhiri hidup mereka lantas urusan dengan sang Pencipta selesai begitu saja. Tentu saja kejadian ini miris jika kita saksikan bersama.
Sebelumnya, warga desa Dusun Tua Kecamatan Kelayang ditemukan gantung diri di Kebun Karet. Diduga korban bunuh diri karena depresi. Kemudian, dihari berikutnya seorang IRT Warga Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida ditemukan gantung diri dirumahnya. Kehebohan itu semakin santar lagi dengan penejuan laki laki yang diketuhui seorang warga desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim.
Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar SIk MSi melalui Kasi Humas Aiptu Misran membenarkan adanya penemuan seorang warga yang ditemukan gantung diri di kebun sawit milik warga.
“Mardiono (23) warga Dusun 3 Desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim ditemukan gantung diri di kebun sawit milik Sarmin yang terletak di Desa Talang Perigi yang berjarak sekitar 3 KM dari rumah orang tua Korban,” sebut Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar SIk MSi melalui Kasi Humas Aiptu Misran SH, Rabu (22/1/2025) sore.
Misran memaparkan, bahwa korban ditemukan pertama kali pada Sabtu (18/1/2025) sekira pukul 14.40 WIB oleh Jumadi dan Abdan warga yang mencari korban.
“Saksi yang pertama kali menemukan korban dalam keadaan tergantung di pelepah pohon kelapa sawit dan membantu menurunkan korban,” ungkap Misran.
Tambah Misran, berdasarkan keterangan istrinya Uletan (22), diketahui bahwa korban pernah mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dirumah istrinya di desa Talang Sungai Ekok.
“Dia pernah menyelamatkan korban saat melakukan percobaan gantung diri di dalam rumahnya pada tengah malam sekitar akhir bulan Desember 2025 yang lalu di Desa Talang Sungai Ekok,”jelasnya.
Korban, sambung Misran, diduga mengalami depresi terganggu kejiwaannya. Bahkan korban sebelum gantung diri juga meminta pindah dari rumah mertua korban di Talang Sungai Ekok ke rumah orang tua korban di Desa Talang Perigi.
Dijelaskannya bahwa pada Sabtu (18/1/2025) sekira pukul 13.00 WIB Warga Dusun 3 Desa Talang Perigi bersama para saksi mencari korban yang sudah dari hari Kamis (16/1/2025) Pukul 17.00 WIB pergi dari rumah yang berpamitan dengan Ibu korban hendak mandi.
“Namun sampai malam harinya korban tidak kunjung pulang kerumah orang tua nya,” terangnya.
Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 08.00 WIB, pihak Keluarga bersama Kadus, Yurnalis dengan dibantu oleh 20 orang warga lainnya melakukan pencarian.
Setelah beberapa jam pencarian sekira Pukul 14.40 WIB, akhirnya upaya warga membuahkan hasil, korban ditemukan telah tergantung di batang sawit dengan menggunakan Ikat pinggang (miliknya sendiri).
Posisi korban tergantung dari dahan pohon sawit sekitar 2,5 meter dari permukaan tanah ke tali simpul (terikat) ke pelepah sawit dalam posisi celana jens warna biru melorot kebawah arah kaki hingga posisi korban seperti telanjang.
Selanjutnya warga yang menemukan korban dibantu oleh Bhabinkamtibmas AIPDA Budi Herianto SE menurunkan korban dari pohon sawit.
“Korban lantas di bawa ke rumah orang tuanya lalu melepas ikat pinggang dari lehernya,” pungkas Misran.(har)