SIAK (pekanbarupos.co) – Pertemuan antara perwakilan masyarakat Siak dengan pemilik saham PT Siak Sinar Lestari (SSL) berakhir ricuh dan hanya berlangsung sekitar sepuluh menit. Pertemuan yang semula bertujuan mencari jalan damai terkait konflik lahan justru diwarnai ketegangan dan saling meninggikan suara.
Hal ini disampai oleh Bupati Siak Afni Z di akun Facebooknya
Tokoh masyarakat Siak yang hadir dalam pertemuan itu menyebut, sikap pemilik saham PT SSL terkesan arogan dan tidak menghargai marwah masyarakat setempat. “Mungkin dia mengira semua bisa dibeli, termasuk harga diri pemimpin dari Negeri Bermarwah. Padahal Siak adalah Negeri Bertuan, kami juga punya marwah,” ujarnya, Jumat (23/8).
Ia menilai, arogansi pihak perusahaan menjadi penghalang upaya perdamaian yang telah diusahakan masyarakat selama dua bulan terakhir. “Petinggi perusahaan yang menemui saya sepertinya tidak punya tata krama, apalagi sopan santun dalam adat Melayu,” tambahnya.
Menurutnya, kejadian tersebut telah disampaikan kepada Datuk Arfan selaku Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak. Rencananya, kronologis lengkap pertemuan akan dibawa ke forum resmi pekan depan.
Tokoh masyarakat itu juga menegaskan, masyarakat tetap akan melanjutkan perjuangan mereka. “Setelah negosiasi panjang tanpa hasil, saatnya kami istiqomah memperjuangkan agar izin PT SSL diubah melalui addendum, agar konflik tidak meluas di Tumang dan sekitarnya. Bahkan bila perlu, kami akan mengusulkan agar izin PT SSL dicabut langsung oleh Menteri Kehutanan,” tegasnya.
Ia menambahkan, sejak berdiri PT SSL dinilai hanya mendatangkan mudarat bagi masyarakat Siak. Tidak sedikit anak negeri yang harus berurusan dengan hukum akibat konflik dengan perusahaan tersebut.
“Kami mohon doa dan dukungan rakyat Siak, semoga perjuangan ini mendapat ridho Allah SWT. Ini bukan hanya soal tanah, ini tentang marwah Negeri kita,” pungkasnya.(fen)
Pekanbaru Pos Riau