Selasa , 20 Mei 2025
Jasri Nando warga Teluk Meranti dan Yanto mantan Ketua Pemuda Desa Sungai Ara Kecamatan Pelalawan Yanto.amr

Selama 50 Tahun Ini Banjir Terparah di Pelalawan

PELALAWAN (pekanbarupos.co) — Banjir parah masih merendam sejumlah kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Ribuan rumah dan bangunan terendam. Sampai memutuskan hubungan jalan nasional. Ribuan warga juga mengungsi. Dalam catatan, ini merupakan banjir terparah yang dialami masyarakat.

Yanto, mantan Ketua Pemuda Desa Sungai Ara Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Riau membenarkan. “Sudah hampir 50 tahun umur saya, belum pernah mengalami banjir yang sebesar ini,”kata Yanto, Ahad (14/1/2024) sambil mengatakan air pasang dengan arus kencang masih terus berlangsung.

“Bahkan pada tahun 2018 kami mengalami banjir, tapi alhamdulillah rumah saya sendiri belum sampai masuk banjir, baru hampir. Tapi tahun 2024 ini bukan hampir lagi, tapi separoh bangunan yang terendam,”beber Yanto.

Untuk saat ini lanjut mantan Ketua Pemuda Desa Sungai Ara ini, air dalam (istilah banjir, red) lebih 70 warga rumah desa sudah banjir.”Kalau saat ini sudah lebih 70 persen terendam banjir. Bahkan rumah kepala desa pun tak luput. Kalau bagian tepi sungai dekat pelabuhan sudah sampai leher orang dewasa,”papar Yanto menceritakan kondisi banjir yang melanda kampung kelahirannya bahkan hampir semua kecamatan yang berada di pinggiran Sungai Kampar terdampak akibat luapan Sungai Kampar. Baik karena curah hujan tinggi, banjir kiriman dari PLTA maupun akibat pasang air laut.

Dengan kondisi ini lanjut Yanto, hampir semua aktivitas masyarakat lumpuh. Akses jalan putus kecuali pakai robin (sampan yang dipasang mesin), kebun-kebun sawit dan karet terendam warta tidak bisa dipanen. “Dampaknya lagi, warga kesulitan. Lumpuh total, sawit tak bisa di panen. Harga melonjak, itu pun sangat sulit belanja,”kata Yanto.

Tak jauh berbeda dengan Desa Sungai Ara dan desa-desa yang ada sepanjang Sungai Kampar. Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan juga mengalami hal yang sama. Bahkan, lebih parah lagi. Jasri Nando warga Teluk Kelurahan Teluk Meranti membeberkan kondisi kampungnya. “Sepanjang sejarah iko lah banjir terparah yang kami rasakan,”ucapnya.

Jika lima tahun lalu sebut Jasri, persis Tahun 2018 limpahan air Sungai Kampar juga parah. Namun lebih parah yang terjadi saat ini. “Sudah kami ukur dengan rumah kami. Kalau banjir tahun 2018 tak masuk ke dalam rumah. Tapi banjir kali ini di dalam rumah sampai sebatas dada. Dan inilah paling dalam sejarah di Teluk Meranti,”terangnya.

Jasri berharap dengan musibah ini hendaknya semua pihak melakukan introspeksi.” Dosa apakah yang telah dilakukan tangan-tangan kita hingga banjir makin dalam. Apakah karena banyaknya kanal-kanal yang dibuat perusahaan sehingga air spontan masuk ke Sungai Kampar. Masyarakat dan pejabat hendaknya koreksi diri,”kata Jasri Nando mengkritisi diantara penyebab terjadinya banjir besar sejak awal 2024 ini.

Begitu pula lanjut pria yang dikenal komedian ini mengkritisi perusahaan yang melanggar AMDAL yang diduga menjadi penumbang musibah dahsyat.

Baik Yanto maupun Jasri berharap Pemkab Pelalawan para legislator pusat dan daerah juga pihak perusahaan, dapat membantu warga dalam kondisi kesulitan ini. “Pak Bupati, tengok-tengok lah desa kami ini. Kondisi masyarakat memang berharap bantuan,”harapnya. (amr)

About Linda Agustini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *