Selasa , 11 Februari 2025
Sawit produktif milik Bang Wel warga Pangkalan Kerinci habis digasak gajah yang belum kunjung dievakuasi.amr

81 Batang Sawit Warga Ludes Dimakan Gajah 

PANGKALANKERINCI (pekanbarupos.co) — Dua kawanan gajah belum kunjung dievakuasi. Keduanya pun dengan rakus melahap tanaman masyarakat. Ini bukan di kawasan hutan dekat dengan habitat gajah. Tapi, persis berada di pinggir ibu kota Kabupaten Pelalawan Riau, Pangkalan Kerinci.

“Total 81 batang sawit ambo habis di makan gajah,”ungkap Bang Wel, warga Pangkalan Kerinci, Senin (22/1/2024) sambil merinci 72 batang diantaranya sawit usia tanam 2 tahun dan 9 batang sawit produktif.

Rinciannya imbuh Bang Wel, Block 3 besar 3 batang, kecil usia 2 tahun tanam 16 batang, Block 2, besar 6 batang, kecil 50 batang, Block 1 kecil 6 seluruhnya 81 batang.

Sepertinya Bang Wel tidak mampu berbuat banyak untuk menghalau dua ekor gajah dilindungi dari kebun miliknya. Karena, beberapa diusir dengan suara mercon atau suara kaleng kosong toh hewan gemoy ini datang lagi.

“Pernah ambo ajak anak sekolah Al Bayan untuk mengusirnyo, tapi sekojapnyo. Saat kito istirahat, gajah balek lagi,” kata Bang Wel sambil menuturkan, padahal pada Jumat pekan lalu telah dilakukan pertemuan antara pihak BBKSDA Riau, Humas PT RAPP, Asisten I serta BPBD Pelalawan.

“Isi pertemuan itu bagaimana upaya evakuasi gajah. Yang ambo tangkap dari pertemuan itu, BBKSDA yang tidak punya anggaran membutuhkan dana sekitar Rp 100 juta. Ambo berharap itu cepat terwujud. Ternyata sampai hari ini gajah masih merusak kobun sawit,” benernya.

“Jumlah total kerugian ambo tak tau do. Kalau modal pertamo dulu waktu pertamo tanam kurang lebih Rp 18 juta. Kini kan la berumur 2 tahun tanam.

Kalau kini tak bisa disamokan dengan duit Rp 100 juta do. Karena kito harus nunggu lg balik ke awal. Paling tidak 3 tahun lagi. Itupun kalau dapat samo dengan bibit yang pertamo kepotang. Bibit topaz dai Indosawit,”papar Bang Wel merunut sejak awal tanam kebun sawitnya yang berlokasi dekat Sekolah Al Bayan Km 3,5 Jalan Langgam Kelurahan Pangkalan Kerinci Barat Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau.

Itu baru milik Bang Wel, belum lagi milik warga lain. Karena hewan memiliki gading ini tak pandang bulu. Tak hanya sawit, tanaman produktif seperti semangka, kelapa, uji, nanas pun dilibasnya. “Sudah lebih 2 bulan. Tapi gajahnya belum juga dievakuasi,” tambahnya lagi.

Memang tidak ada kepastian gajah yang diduga terpisah dari kelompoknya itu dievakuasi. Namun yang pasti, setiap hari bakal ada korban tanaman produktif warga yang menjadi sasaran empuk hewan belalai panjang ini.

“Nunggu kepastian dana, yang jelas pesan obat bius 4 hari paling cepat. Kalau kepastian dana ado oleh Pemda dan perusahaan orang BKSDA bisa carikan dana talangan dulu,” tambah Bang Iwel mengingat diantara perbincangan dalam pertemuan pekan lalu di ruang Asisten Kantor Bupati Pelalawan.

Media berusaha mencari jawaban dari keluhan warga. Namun, belum mendapat balasan. Kepala Kantor BPBD Zulpan, MSi yang dikonfirmasi mengaku saat pertemuan Jumat lalu beliau tidak hadir, hingga belum tahu persis hasilnya.

Padahal, sebelumnya juga Bupati Pelalawan telah melayangkan surat dengan isi yang sama agar gajah itu segera dievakuasi karena meresahkan dan merusak tanaman masyarakat.

Media ini juga sempat menanyakan hal ini dengan Humas PT RAPP H Mabrur terkait bantuan perusahaan untuk evakuasi gajah, karena beliau ikut dalam pertemuan di kantor Bupati Pelalawan. Namun, sampai berita ini dirilis, tak kunjung direspon.

Warga lain, Zunoer Al Buni alias Joe Kampe, Ketua Gerakan Pemuda Peduli Pelalawan (GP3) berharap pihak segera melakukan aksi terkait keluhan masyarakat. Salah satunya, ulah gajah yang merusak dan mengancam ketenangan masyarakat yang notabene tinggal di dalam kota.

“Yo gawat di gajah iko yo wak. Kato lurah kerinci barat bakalan di evakuasi gajah2 tu oleh BKSDA. Apo cito kebun warga habis digasak gajah iko,”keluh ikut Joe ikut prihatin. GP3 juga berharap campur tangan dan solusi dari DPRD Pelalawan.

“Cubo kito mengadu samo Ketua DPRD mano tau ado solusi gajah-gajah iko habis kobun warga. Kalau macam iko yo bertambah susah masyarakat di buat e,”kata Joe dengan logat setempat.

Kepala BBKSDA Riau yang dikonfirmasi melalui Pokja Humas Bu Mei juga belum memerikan tanggapannya terkait solusi penyelesaian konflik gajah dan manusia di Pangkalan Kerinci. Sampai berita ini dirilis, belum ada balasan pesan WA yang dikirim media ini.(amr)

About Linda Agustini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *