Rabu , 26 Maret 2025
Foto Ppco : Ketua BPKep Kepenghuluan Sungai Panji-panji, Siswanto dan petani lainnya saat memperlihatkan kondisi jalan usaha tani rusak parah dan berlumpur.

Jalan Hancur dan Berlumpur, Petani Harus Jalan Kaki Sepanjang 2 Kilometer

KUBA (pekanbarupos.co) – Keterbatasan akses jalan usaha tani menuju areal pertanian di Pulau Halang Kecil, Dusun Bako Akit, Kepenghuluan Sungai Panji-Panji, Kecamatan Kubu Babussalam (Kuba), Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau rusak parah.

Kondisi Jalan menuju lahan pertanian hancur dan berlumpur sehingga membuat petani kesulitan melintasi jalan tersebut saat menuju sawah mereka.

Akibat kerusakan jalan tersebut, membuat petani padi disana harus menempuh dengan jalan kaki sepanjang 2 kilo meter saat menuju sawah mereka. Kondisi ini sudah berlangsung setiap tahun, akan tetapi belum ada keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur jalan usaha tani.

Salah seorang petani padi yang juga sekaligus ketua Badan Permusyawaratan (BPKep) Kepenghuluan Sungai Panji-panji, Siswanto kepada Wartawan, Rabu (22/1/2025) sekitar pukul 20.50 WIB menuturkan, jalan usaha tani menuju areal pertanian mengalami rusak parah.

“Jalan kaki saja sulit, apalagi naik kendaraan, petani terpaksa menumpangkan kendaraan mereka di salah satu Gereja karena jalan itu tidak bisa dilalui menggunakan kendaraan roda dua dan harus bayar parkir,” ujarnya.

Diakui Siswanto, petani sudah hampir semalam empat bulan terkahir mulai dari bulan Oktober-Desember 2024-pertengahan Januari 2025 harus berjalan kaki saat ke-sawah padi mereka dalam menjalankan aktifitas pertanian.

“Bodi jalan pertanian ini masih terbuat dari tanah, sehingga setiap musim penghujan jalan hancur dan berlumpur sangat sulit dilalui, kalau petani sudah hampir empat bulan berjalan kaki setiap menuju lahan pertanian,” akunya.

Diuraikan Siswanto, ia dan petani lainnya harus berjalanan kaki selama satu jam menempuh jalan usaha tani sepanjang 2 kilo meter setiap hari baru sampai ke areal lahan pertanian mereka.

“Kerusakan jalan ini sudah bertahun-tahun, setiap musim turun ladang, tentu musim penghujan, kondisi jalan tetap rusak parah,” akunya.

Menurut Siswanto, badan jalan usaha tani tersebut berlumpur dan berkubang air. Kedalaman lumpur dan kubangan airnya lumayan dalam, setidaknya hampir mencapai kedalaman 20 sampai 30 Centi meter (Cm).

“Pokoknya sangat susah sekali melintasi jalan itu, tenaga kita habis terkuras melewati jalan yang hancur baru lah sampai kelahan pertanian padi,” akunya.

Masyarakat petani gabah sangat berharap adanya perhatian dari Pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk memperbaiki jalan usaha tani tersebut.

“Pulau Halang Kecil ini sebagai kantong persawahan terbesar di Kecamatan Kubu Babussalam, ada terdapat hampir 1.200 Hektar hamparan lahan pertanian, dan jalan usaha tani ini setiap hari dilintasi ratusan petani, jadi kami sangat berharap sekali adanya pembangunan jalan menuju areal pertanian,” pungkasnya. (Zul)

About Jun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *