BAGANSIAPIAPI (pekanbarupos.co) – Penggilingan Padi atau Rice Milling milik Pemerintah Provinsi Riau yang berada di Kepenghuluan Rokan Baru Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir sudah 2 tahun tidak beroperasi. Hal tersebut dikarenakan terdapat kerusakan pada sejumlah alat dan kurangnya sumber daya manusia untuk mengelola alat tersebut.
Wakil Bupati Rokan Hilir Jhony Charles menyempatkan diri meninjau gedung serta peralatan penggilingan padi tersebut. Wabup berharap rice milling tersebut di hibahkan ke pemkab rohil agar bisa difungsikan untuk menopang ketahanan pangan.
“Kita Sudah coba bersurat ke pemprov agar gedung dan mesin ini dihibahkan gunanya agar bisa kita jalankan supaya bisa menopang padi yang ada di kecamatan pekaitan ini, terakhir dioperasikan tahun 2022 kalo lama lama begini gedung dan mesin bisa rusak semua,” katanya.
Wabup menambahkan agar Pemprov Riau segera menghibahkan gedung maupun peralatan penggilingan padi tersebut. Pemkab Rohil akan menggerakkan bumd hingga bumbes untuk menghidupkan rice milling tersebut.
“Makanya harus cepat diambil alih, kita siap untuk menjalankannya melalui BUMD dan BUMDES sehingga padi para petani cepat terserap,” pintanya.
Sementara itu Budi penjaga gudang penggilingan padi mengungkapkan mesin penggilingan padu ini terkahir kali diperbaiki tahun 2020 dengan biaya 500 juta, namun kondisi mesin tersebut saat ini ada yang mengalami kerusakan.
“Kondisinya ada yang rusak tapi tidak begitu parah, kmaren diperbaiki tahun 2020 dengan biaya 500 juta sekarang tak bisa digunakan karena ada yang hilang, ada kabel yang dimakan tikus,” sebutnya.
Selain kerusakan di bagian mesin, gudang penggilingan padi ini juga kekurangan SDM yang akan mengendalikan dan memperbaiki mesin tersebut.
“Yang kurang saat ini lantai jemur kemudian SDM seperti operator dan tenaga mekanik bagian kabel tidak ada, kalo peralatan masih canggih cuma ada beberapa yang perlu diperbaiki,” ujar Budi
Jika penggilingan padi ini dioperasikan maka akan mampu menampung 24 ton gabah petani perhari. Saat ini petani beralih ke pabrik penggilingan padi yang lain namun jarak yang ditempuh cukup jauh.
“Jika dioperasikan gudang ini mampu menyerap gabah petani sebanyak 24 ton per 15 jam berarti satu bulan sekitar 380 ton. Sekarang pada lari ke kilo 19 tapi agak jauh, harapan saya agar segera dikelola lagi oleh Pemda demi mendukung ketahanan pangan kita,” harapnya. (Adi)