Oleh : Nayla Anggraini Putri Wahyu
Program Studi Psikologi
Universitas Brawijaya
Setiap orang pasti punya hari-hari sibuk yang bikin kepala ngebul. Mulai dari tugas numpuk, kerjaan yang nggak kelar-kelar, sampai hal-hal kecil yang tiba-tiba ngubah mood jadi jelek. Capeknya enak, tapi harus terus jalan.
Nah, di tengah kesibukan itu, pernah nggak sih kalian dapet pesan singkat dari temen yang bilang, “Semangat ya!” atau “Gue dukung lo, kok”? Mungkin hanya satu-dua kalimat, tapi entah kenapa, rasanya bisa membuat napas jadi lebih lega dan semangat muncul lagi.
Hal inilah yang sering kali dianggap remeh orang, dukungan yang kecil namun memiliki dampak yang besar bagi kehidupan atau keseharian seseorang. Support system, siapa pun atau apapun bentuknya, nggak harus selalu ada secara fisik atau memberikan solusi besar.
Tapi kehadiran mereka, bahkan dalam bentuk perhatian kecil, akan menjadi penyemangat buat terus maju di tengah hari-hari yang padat dan melelahkan. Tidak perlu drama, tidak perlu nasihat panjang. Kadang cuma butuh didengerin, ditemenin ngopi, atau diketawain bareng-bareng pas lagi stres.
Kehadiran orang yang peduli membuat beban terasa lebih ringan, dan yang tadinya gerak pria, bisa jadi semangat lagi.
Yang menarik, pengaruh support system ini bukan cuma soal perasaan nyaman. Psikologi sudah lama menyoroti pentingnya dukungan sosial dalam menjaga kesehatan mental dan emosional seseorang.
Individu yang merasa didukung oleh lingkungannya cenderung memiliki motivasi yang lebih stabil, lebih mampu mengelola tekanan, dan lebih fokus dalam menjalani tanggung jawab hariannya.
Kehadiran orang-orang yang mendukung, meski tidak selalu aktif terlibat dalam kehidupan kita, bisa menjadi semacam “penguat mental” yang membuat kita merasa lebih siap menghadapi tantangan.
Namun, yang sering dilupakan adalah anggapan bahwa semangat dan kekuatan harus selalu datang dari dalam diri sendiri. Memang benar bahwa kita perlu belajar untuk mandiri dan bertanggungjawab atas hidup kita, tetapi bukan berarti semua beban harus ditanggung sendirian.
Mengandalkan orang lain bukanlah bentuk kelemahan. Justru, menyadari bahwa kita membutuhkan dukungan adalah bentuk kesadaran diri yang sehat. Kita hanyalah manusia, dan manusia perlu diingatkan, dipahami, dan ditemani bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional.
Yang lebih menarik lagi, support system tidak harus selalu datang dari orang-orang terdekat seperti keluarga atau sahabat lama. Bisa saja berupa rekan kerja yang tahu kapan waktu bercanda di tengah tekanan tenggat waktu, atau teman dunia maya yang hadir di saat-saat tidak terduga dan bersedia mendengarkan tanpa menghakimi.
Bahkan interaksi singkat dari seseorang yang tulus bisa meninggalkan pengaruh positif yang besar, asalkan dilakukan dengan empati dan niat baik.
Tentu saja, dukungan yang sehat tidak muncul begitu saja. Perlu usaha untuk membangun dan merawat hubungan yang saling mendukung. Komunikasi yang terbuka, rasa saling percaya, dan niat untuk hadir bagi satu sama lain menjadi fondasi penting.
Tapi begitu hubungan ini terbentuk, dampaknya bisa luar biasa. Dukungan dari orang lain bisa menjadi pemantik semangat di tengah hari yang melelahkan, pengingat bahwa kita tidak sendirian, dan alasan untuk tetap bertahan di saat semuanya terasa berat.
Jadi, seberapa besar pengaruh support system dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya, besar sekali. Terkadang kita hanya butuh satu orang yang percaya pada kita, untuk bisa kembali percaya pada diri sendiri.
Kehadiran support system bukan hanya membantu kita menyelesaikan masalah, tapi juga mengingatkan bahwa kita layak diperjuangkan bahkan ketika kita sendiri mulai meremehkannya.
Dukungan yang tulus bisa membuat ruang aman saat dunia terasa terlalu gaduh, dan bisa menjadi suara lembut yang mengatakan, “Lo kuat, dan lo nggak sendirian.”
Di tengah dunia yang semakin sibuk, cepat, dan terkadang terasa individualistis, peran support system justru semakin krusial. Hidup memang tidak selalu mudah, namun dengan adanya orang-orang yang hadir sebagai penguat, hari-hari yang berat bisa terasa lebih ringan.
Kita pun akan bisa terus maju, bukan karena tidak pernah jatuh, tapi karena selalu ada yang membantu untuk bangkit kembali.(rls/yus)