PEKANBARU (pekanbarupos.co) – Rencana keberangkatan Gubernur Riau Abdul Wahid untuk “menjemput” peluang dana karbon sebesar Rp 1 triliun ke London, Inggris tidak hanya menuai pro kontra dari berbagai kalangan. Tapi juga menjadi sorotan Mantan Gubernur Riau.
Menurut Mantan Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) H Edy Natar Nasution keberangkatan Gubri Abdul Wahid belum tepat di tengah permasalahan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta tumpukan tunda bayar yang saat ini juga menuai banyak kritik pedas.
Tambah lagi katanya, keberangkatan tersebut masih dalam tahap menghadiri diskusi pada forum investasi internasional REDD+ tentang Peluang Investasi yang artinya masih belum pasti.
Untuk itu ia menilai Abdul Wahid lebih bagus menggesa program yang sifatnya mendesak dan bisa memberikan kepastian kepada masyarakat. Karena, sesuai kondisi Riau saat ini rencana yang dibuat justru bisa menimbulkan sentimen kurang bagus dari masyarakat yang sebelumnya telah memberikan kepercayaan penuh untuk jadi pemimpin.
“Sebenarnya untuk mendapatkan dana dari Inggris tersebut Gubernur Abdul Wahid tidak perlu harus berangkat langsung ke London, Toh, dana yang diinginkan itu belum jelas,”
Katanya. Jumat (20/6/2025)
Ia juga menjelaskan, jika terkait program ini sebenarnya ia sudah pernah merintis semasa menjadi Gubernur Riau definitif sebelumnya. Hanya saja ketika itu, ia merasa tidak perlu harus berangkat ke London, cukup bertemu langsung dengan Dubes Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey CVO, OBE di kantor kedubes, di jalan Patra Kuningan Jakarta.
Saat pertemuan ia juga didampingi oleh Kadis LHK provinsi Riau saat itu Makmun Murod beserta beberapa staf yang diterima langsung oleh Dubes. Dimana pembahasan juga masalah karbon dan kerjasama lingkungan yang ada di Provinsi Riau.
Pertemuan berlangsung pada tanggal 23 Desember 2023, pertemuan itu berjalan sangat efektif dan mendapat respon positif dari pak Dubes. Bahkan beliau berjanji akan memfasilitasi pertemuan berikutnya secara lebih tehnis dengan pihak kerajaan Inggris.
“Hanya saja tak lama dari pertemuan tersebut, masa jabatan Edy Natar berakhir karena masa jabatan Gubernur Riau definitif waktu itu hanya lebih kurang 3 bulan. Begitu juga Makmun Murod selaku Kadis LHK yang ikut mendampingi juga tidak lama setelah pertemuan tersebut mengundurkan diri dari jabatannya.
Jadi sebenarnya pihak Pemprov tidak perlu berangkat ke London, cukup telusuri saja dulu ke Kedubes Inggris sampai dimana kelanjutan pertemuan yang sudah dirintis oleh Edy Natar dan staf terdahulu, kalau ini dilakukan akan jauh lebih efektif daripada harus berangkat jauh-jauh ke London,” tuturnya.
Sesuai informasi Gubernur Riau Abdul Wahid dijadwalkan menghadiri forum investasi internasional REDD+ di London, Inggris, pada 25-27 Juni 2025.
Forum bertajuk Peluang Investasi REDD+ Meja Bundar Penawaran dan Permintaan, Kewirausahaan itu akan berlangsung di The Lookout 8 Bishopsgate, London. Riau menjadi salah satu provinsi yang diundang khusus untuk mempresentasikan peluang kolaborasi dan pendanaan dalam skema pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).(dre)